Pair of Vintage Old School Fru
HomeBlog

Ini adalah kisah tragis yang telah aku alami. Aku tak berpikir kalau hal ini akan terjadi padaku, sebelum akhirnya benar-benar terjadi. Awalnya hanya berawal dari fantasiku, tapi semuanya berakhir diluar kendaliku.

Namaku adalah, ya aku takkan menggunakan nama asliku. Jadi sebut saja aku Anton. Aku adalah laki-laki biasa yang memiliki fantasi seks yang tidak biasa. Karena aku memiliki perasaan aneh dimana aku akan lebih terangsang dan bernafsu kalau melihat istriku digauli oleh orang lain. Hal itu berawal dari terlalu seringnya aku menonton film porno bertipe swinger atau apalah itu sebutannya.

Dan pada suatu hari, aku memiliki sebuah ide gila yang tak mungkin terpikirkan oleh laki-laki waras pada umumnya. Yaitu aku berencana untuk meminta istriku untuk berhubungan intim dengan mantannya.

Dengan ide gila itu yang terus terbayang dikepalaku, aku menemui istriku. Sebut saja namanya adalah Bunga. Bunga memang sudah berusia, tapi dia terlihat masih cantik. Apalagi bentuk tubuhnya yang masih terlihat indah dan seksi. Dadanya yang montok itu tersembunyikan oleh daster longgar yang saat ini sedang dikenakannya. Aku menghampirinya ketika ia sedang duduk di sofa tua sambil menonton TV. Dan aku pun memberitahukan ide gilaku itu kepadanya. Tentu saja ia sangat marah. Ia sangat kesal karena bagaimana bisa aku sebagai suaminya mau membagi istrinya dengan orang lain. Aku berusaha membujuknya. Tapi dia malah marah dan beranjak pergi meninggalkanku.

Keesokan harinya aku berusaha membujuknya, namun masih saja ia menolaknya. Aku pun kecewa. Dan memutuskan untuk berhenti.

Beberapa hari terlewat setelah itu, namun ide itu masih berputar dikepalaku membuat diriku tidak bisa konsetrasi dengan pekerjaanku. Dan itu terbawa juga ke kehidupan ranjangku. Hingga pada suatu malam, ketika kami hendak melakukan hubungan suami istri setelah sekian lama, aku kembali mengungkapkan ideku.

"Sa-sayang mau ya melakukannya? Demi aku."
"Hah? Kenapa memangnya pakai demi kamu segala?"
"Sayang tahu kan kita masih belum punya anak?"
"Tapi aku kan maunya punya anak dari kamu, yang."
"Iya, aku juga tahu. Tapi yang jadi masalah adalah punyaku sudah susah buat bangun."
"Itu normal kan. Lagipula aku tinggal mengocoknya nanti juga bangun."

Bunga pun mengocok kontolku. Tapi ternyata kontolku tak mau bangun. Bahkan tak ada tanda-tanda mengeras sama sekali.

"Eh, tidak bangun?"
"Kita tidak melakukannya setelah sekian lama, jadi pasti kamu tak mengetahuinya."
"Memangnya kenapa dengan itu mu?"
"Aku sudah beberapa lama ini tidak bisa membangkitkan syahwatku kecuali dengan melihat film bokep tentang istri yang selingkuh. Karena itulah aku ngotot pengen lihat kamu digagahi oleh orang lain."
"Hah kenapa mesti aku yang harus rugi dientot orang lain? Aku tidak mau! Kenapa kamu tidak menonton bokep lagi aja buat bangkitin syahwatmu itu?"
"Tapi jika aku melihatmu melakukannya, pasti aku akan jadi lebih bernafsu. Tolonglah! Kamu mau segera punya anak kan?"
"I-iya sih."
"Kalau begitu tolonglah, aku mohon!"
"Aku akan pikir-pikir dulu."
"Oke. Tapi jangan lama-lama ya."

Istriku pun langsung menarik selimut dan tidur membelakangiku. Dia pasti masih merasa kesal walaupun aku sudah membujuknya seperti tadi.

Beberapa hari telah lewat setelah hari itu. Sore itu aku pulang ke rumah setelah bekerja. Ketika pulang aku membuka pintu dan melihat istriku duduk di depan TV sambil hanya mengenakan tanktop dan celana pendek longgar miliknya. Dadanya yang montok terlihat jelas olehku belahannya. Begitu pula dengan pahanya yang mulus itu. Tapi rasanya aku tak begitu tertarik meskipun pemandangan itu terpajang jelas di hadapanku saat ini. Jika laki-laki normal, pasti aku sudah menubruknya sekarang. Tapi aku berbeda, jadi aku mengalihkan pandanganku dan memilih untuk langsung menuju ke kamarku.

Dari kamarku aku mengambil pakaian ganti dan handuk. Kemudian aku keluar dan menghampiri istriku sebelum pergi ke kamar mandi.

"Sayang, nanti bakalan ada yang datang kemari. Jadi tolong langsung persilakan dia masuk ya."
"Ya- ya. Aku mengerti."

Setelah mengatakan itu pada istriku aku pun langsung pergi ke kamar mandi.

Aku kalau mandi biasanya agak lama. Jadi aku sering tak tahu waku dan malah kebablasan. Tapi karena aku akan kedatangan tamu hari ini jadi aku mencoba untuk mempercepat mandiku.

Selesai mandi aku langsung memakain baju gantiku dan lalu menuju ke ruang tamu. Dan ternyata tamu-tamuku sudah datang. Aku tak menyadarinya sama sekali mungkin karena aku terlalu asik mandi. Kedua tamuku itu terlihat asik berbincang dengan istriku, tapi kulihat istriku saat itu terlihat risih. Aku menyadarinya, yang membuat istriku begitu adalah karena walau mereka berbicara dengan istriku, mata mereka lebih sering melihat ke arah dada dan paha istriku yang terpajang dihadapan mereka. Aku pun membayangkan mereka sedang berkhayal istriku sedang membukakan kakinya memperlihatkan memeknya tanpa celana pendeknya pada mereka.

Membayangkan hal itu membuat otongku keras, tapi aku berusaha menahannya agar aku tak terlihat mencurigakan di hadapan rekan-rekan kerjaku ini.

"Ah kalian sudah datang ya? Selamat datang di rumahku ini. Maaf jika rumahku terlalu sederhana" sapaku pada mereka.

Mereka tampak tersentak ketika mendengar suaraku.


"Oh Anton, kupikir kamu sedang keluar. Maaf kami masuk begitu saja."
"Maaf kami mesti bertamu tiba-tiba."

Mereka terlihat canggung sekali ketika mengatakannya.

Kulihat istriku langsung pergi karena mungkin aku sudah datang jadi ia tak berkewajiban lagi untuk menyambut tamu-tamu yang membuatnya kesal itu.

"Tak apa. Kan kalian memang sedang bekerja untuk survey rumahku untuk meninjau apa aku layak tidaknya mengambil pinjaman ke kantor" balasku.
"Ya itu sudah tugas kami juga sih. Tapi terima kasih atas jamuannya."
"Ya jamuannya mantap banget."
"Jamuan? Jamuan apa maksud kalian?"
"A-ah maksud kami.. minumannya. Ya, teh ini nikmat banget."

Tapi dari yang kulihat teh di gelas itu masih penuh. Jadi aku ragu ia sudah meminumnya. Kecuali kalau tadinya airnya penuh sampai meluber gitu.

"Jadi bagaimana menurut kalian?" tanyaku mengalihkan topik.
"Istrimu?"
"Bukan lah! Maksudku itu keadaan rumahku. Apa sudah layak untuk mengambil pinjaman?"
"Oohh.. maaf-maaf."

Sepertinya mereka sangat tertarik pada istriku. Dan itu membangkitkan lagi fantasiku membayangkan mereka berdua menggagahi istriku tanpa sepengetahuanku. Tapi aku terus berusaha menahan fantasiku itu, karena kalau tidak, bisa-bisa akan ada yang menonjol dari celanaku.

"Ya rumahmu ini terlihat lumayan sederhana. Tapi aku tidak yakin kamu layak mengambil pinjaman. Ditambah jika kamu punya TV, AC, dan barang-barang elektronik mewah semacam itu" ungkapnya.

Orang yang mengatakan hal itu adalah Tito. Dia adalah rekan kerjaku yang merupakan seniorku di kantor.

"Tapi kalau dilihat dari luar sih, rumah ini sangat cocok. Tapi aku tak yakin jika hanya menyertakan bagian luar dari rumahnya saja akan diterima oleh boss nantinya sebagai hasil survey untuk syaratnya nanti" ungkap yang disebelah Tito.

Namanya adalah Jaka. Dia adalah juniorku di kantor, dan baru masuk kemarin. Tapi karena bakatnya dia memiliki jabatan yang lebih tinggi dariku.

"Hmm.. apa kalian tak bisa melakukan sesuatu untuk mengakalinya?"
"Tidak, maafkan aku."
"Tolong jangan bercanda senior. Senior tahu sendiri kan boss itu bagaimana? Dia begitu ketat tentang setiap peraturan. Kumis tebal dan wajahnya yang mirip preman itu bukan cuma pajangan lho" tambah Jaka.
"Begitu ya sayang sekali" sahutku dengan kecewa.
"Memangnya senior butuh pinjaman buat apa sih?" tanya Jaka.
"Aku ingin bulan madu bersama istriku."
"Bu-bulan madu?! Dengan istri senior yang seksi barusan?!" sahut Jaka terkejut.
"Ya. Kami ingin merasakan bulan madu kami yang belum pernah terlaksana. Kami ingin liburan ke Bali atau semacamnya."
"Memang bulan madu itu sangat penting. Aku juga masih ingat ketika aku bulan madu bersama istriku dulu. Dan dia sekarang selalu menanyakan kapan kami akan melakukannya lagi setiap kali Anniversary tiba" ungkap Tito.
"Wah kalian enak sekali sudah punya istri. Aku jadi iri" gerutu Jaka.
"Makanya cepetan nikah dong!" ejek Tito pada Jaka.
"Argh! Awas saja nanti! Aku pasti akan punya istri yang lebih cantik dan seksi daripada istri kalian berdua!" tukas Jaka dengan kesal.
"Ya kita lihat saja nanti buktinya" ejek Tito.

Dan kami berdua pun tertawa pada Jaka yang terlihat jengkel saat ini.

"Jadi, bagaimana? Bisa kan kalian membantuku? Ini untuk kehidupan rumah tanggaku lho" bujukku pada mereka.
"Sekali tidak, tetap tidak!"
"Maafkan kami, senior"

Mereka juga terlihat pasrah. Aku mengerti mereka sangat ingin membantuku, tapi mereka ragu karena boss kami memang sangat galak. Lebih galak dari anjing penjaga rumah tetangga.

"Ahh.. tidak ada jalan lain. Aku akan berbicara dulu dengan istriku."

Aku pun pergi ke kamarku dan menemui istriku.

"Sayang tolong bantu aku dong. Tolong bujuk mereka. Kalau kamu yang membujuk mereka pasti mereka mau" pintaku pada istriku.
"Hah? Kenapa mesti aku? Lagipula memangnya untuk apa membujuk mereka segala?"
"Ini, sebenarnya aku berniat meminjam uang ke kantor. Uangnya untuk kita bulan madu nanti buat pergi ke bali. Kita kan belum pernah bulan madu."
"H-hah? Bulan madu? Kenapa kamu tidak bilang-bilang dulu padaku?"
"Tadinya sih biar surprise gitu. Tapi karena keadaannya malah begini ya tak ada jalan lain aku harus memberitahumu."

Wajah istriku memerah tersipu malu karena aku mengatakan aku meminjam uang untuk bulan madu. Dan itu juga untuk kejutan untuknya.

"Mau ya membantuku?" tambahku lagi terus membujuknya.

Tampak istriku agak ragu pada awalnya. Tapi dengan malu-malu akhirnya ia pun mengangguk setuju.

"Baiklah, tapi memangnya bagaimana aku bisa membujuk mereka. Aku kan tidak punya hubungan apapun dengan mereka" ujar istriku.
"Tenang saja aku ada ide bagus!"

Aku pun membisikkan ideku itu pada istriku. Dia mendengarkan dengan seksama.

"Haaahh?! Ka-kamu gila ya? Kenapa aku harus melakukannya!?" ucapnya terkejut.
"Ayolah sayang.. ini untuk bulan madu kita" bujukku.

Istriku agak cemberut, dan aku merasa deg-degan untuk mendengar jawabannya.

"Oke deh. Untuk bulan madu kita, untuk sekali ini saja aku akan melakukannya" ujarnya menyetujuinya.
"Yes!" ucapku tak bisa menahan diri.

Aku pun keluar dari kamarku dan kembali menghampiri kedua rekanku.

"Istriku ingin berbicara dengan kalian. Aku akan keluar sebentar untuk belanja keperluan dapur, kalian tetaplah disini dan anggaplah rumah sendiri ya" ujarku pada mereka.
"Be-begitukah. Hati-hati di jalan, senior."
"Cepatlah kembali! Kami merasa tak enak jika hanya berduaan dengan istrimu."
"Tenang saja, istriku ramah kok. Kalian pasti merasa enak di sini" balasku sambil menuju ke pintu keluar.

Lalu aku pun keluar pergi meninggalkan mereka.

Setelah pergi ke supermarket, aku pun kembali membawa belanjaan. Karena jika aku tak membawa apapun, maka pastinya akan terlihat mencurigakan ketika aku kembali. Saat aku tiba ke rumah, kulihat Jaka dan Tito sedang duduk di sofa dan posisi mereka duduk tampak tertukar dari yang kuingat sebelumnya.

"Maaf lama, apa kalian sudah berbicara dengan istriku?" tanyaku pada mereka.
"Ya, istri senior memang man-"
"Kami sudah berbicara, dan kami sepakat. Kami akan mencoba membujuk boss agar menerima permintaanmu" ujar Tito yang menghentikan Jaka melanjutkan kalimatnya.
"Begitukah, syukurlah.." ungkapku.
"Kalau begitu kami pamit dulu. Ayo Jaka!"
"Permisi ya senior!"

Kedua rekan kerjaku itu pun pergi setelah berpamitan padaku. Aku pun langsung menemui istriku di kamar setelah meletakan belanjaanku di dapur.

"Bagaimana, sayang? Dapat rekamannya?" tanyaku dengan semangat.

Kulihat istriku sedang mengangkangkan kedua kakinya dan membersihkan selangkangannya menggunakan tisu. Dapat kulihat sperma mengalir keluar dari memeknya yang basah. Aku pun lantas seperti tersambar petir terdiam ketika melihatnya. Tapi entah kenapa bagian lain dari diriku merasa senang dan semangat olehnya. Dada istriku saat ini terpampang bebas karena kerah tanktop nya ditarik turun ke bagian bawah payudaranya. Dan kulihat kedua buah dadanya basah oleh cairan lendir berwarna putih yang kuduga kalau itu juga sperma.

"Sekarang kamu senang? Istrimu ini baru saja di semburi oleh sperma oleh kedua rekan kerjamu itu" tukasnya dengan kesal.
"Ja-jadi mereka juga ngentotin kamu ya?" tukasku dengan senyum canggung karena hatiku nyelekit ketika mendengarnya.

Walau sisi lain diriku malah bernafsu.

"Enggak kok! Mereka tidak ngentot aku!" jawabnya dengan judes.
"Lalu kenapa sperma mereka ada di dalam memekmu?"
"Lihat saja di HPku. Aku sudah merekamnya seperti yang kamu minta."
"Benarkah? Asik.."

Kemudian aku pun langsung meraih HP istriku dan membuka galeri nya. Kulihat ada sebuah video baru dengan thumbnail dada istriku, jadi sudah jelas kalau itu adalah rekaman yang ia maksud. Aku langsung mencolokkan headset dan memasangnya ketelingaku, lalu kuputar video nya.

"Wah.. kakak seksi sekali. Body kakak memang mantap!"

Dari suaranya sepertinya yang merekamkannya adalah Jaka.

"Sudah jangan banyak omong, keluarkan kontol kalian!" bentak istriku dalam rekaman itu.
"Kenapa tidak kakak saja yang mengeluarkannya? Tanganku kan lagi pegang HP, jadi tidak bisa buka celana" jawab Jaka.

Meski dengan wajah kesal, tapi istriku tampak mulai menurunkan celana Jaka dan mengeluarkan kontol Jaka yang sudah tegang berdiri. Istriku kaget karena kontol Jaka yang panjang. Bahkan lebih panjang dari punyaku. Tapi ukurannya mungkin lebih kecil dariku. Dan karena panjangnya, bagian kepalanya langsung menyentuh bibir istriku karena istriku tak pernah menyangka kontolnya bisa sepanjang itu.

Istriku yang kaget langsung memundurkan kepalanya menjauh. Terlihat bagian mulut kontol itu jadi basah karena terkecup bibir istriku.

"Kenapa malah mundur? Ayo sepong dong kak!"
"Perjanjiannya tidak begitu! Aku hanya akan mengocok kontol kalian dengan tanganku saja, titik!"
"Iya-iya."

Istriku pun mulai mengelus kontol Jaka dengan gerakan halus. Gerakan maju mundur yang teratur dan lembut.

"Ah enaknya. Ini beda dengan saat aku melakukannya sendiri. Tangan kakak halus banget juga. Mantap!"

Kontol Jaka terlihat semakin keras dan bagian kepalanya terlihat semakin kencang. Menandakan Jaka saat ini sedang berada di puncak kenikmatan di tangan istriku.

"Kakak tunjukkin teteknya dong!"
"Hah? Tidak boleh!"
"Ayolah kak! Kan biar cepat keluar juga. Aku lebih nafsu kalau sambil lihat tetek kakak soalnya."

Mungkin karena istriku ingin cepat selesai, akhirnya ia pun menurut dan kemudian menurunkan tanktopnya menunjukkan payudaranya yang masih terbungkus oleh BH nya. Dengan begitu payudara istriku hampir seluruhnya terekspos oleh mereka.

"Ah mantap seksi banget!" ucap Jaka sambil melenguh.

Dan tak berapa lama sprema Jaka pun menyemprot membasahi dada istriku. Karena istriku saat itu langsung membenamkan kepala kontol Jaka ke belahan dadanya sambil setengah berdiri. Cairan putih pun membasahi belahan dada istriku hingga meluber keluar.

"Sudah selesai kan?" ucap istriku melepas tangannya dari kontol Jaka.

Jaka masih membiar kan kontolnya meneteskan spermanya ke dada istriku sambil sedikit menggosokannya. Kelihatannya Jaka gregetan dengan dada istriku yang terlihat seksi dibasahi spermanya.

"Sudah selesai kan? Sudah sana!" ulang istriku.

Tapi tiba-tiba ada kontol lain disodorkan ke arahnya. Istriku tampak terkejut olehnya. Kontol itu ukurannya besar, lebih besar dari punyaku. Tapi lebih pendek walau kepalanya lebih besar sehingga mirip jamur.

"Wah.. pak Tito juga kepengen rupanya" ejek Jaka.
"Sudah diam! Mau bagaimana lagi kan, aku juga laki-laki!"

Mengerti yang di inginkan Tito, istriku langsung melakukan handjob pada kontol Tito tanpa banyak bicara. Tampak istriku juga sedikit menjilati kepala kontolnya. Pasti istriku tidak tahan melihat kepala kontol Tito yang begitu kencang dan memerah itu.

"Tidak adil! Kontolku tadi tidak digituin! Kakak jilatin juga dong!" protes Jaka sambil kembali menyodorkan kontolnya ke arah istriku.

Kontol Jaka terlihat kembali mengeras walau baru saja ejakulasi beberapa saat tadi.

Istriku tampak menurut dan kemudian mengocok kedua kontol di hadapannya itu dengan penuh kasih sayang sambil menjilati bagian kepalanya secara bergantian. Kadang juga istriku mengulum dan menghisap bagian kepalanya hingga saat ini kedua kepala kontol itu jadi basah oleh liur istriku.

Mood istriku sepertinya sudah berubah. Mungkin karena ia melihat kontolnya Tito.

Kedua rekanku itu pasti sekarang sedang kenikmatan, sehingga tanpa butuh waktu lama, keduanya langsung klimaks. Mengetahui mereka hendak klimaks, dengan sigap istriku langsung menekankan kepala kontol mereka ke payudaranya. Kepala kontol mereka terbenam ke dada empuk istriku hingga tak kelihatan. Tapi aku yakin kedua kontol itu sedang menyemburkan spermanya karena saat ini kontol itu berkedut dan beberapa saat kemudian cairan putih keluar dari bagian dada istriku yang ditekan oleh kedua kontol itu.

Istriku tampak melihat ke kedua tangannya yang terbasahi sperma mereka. Lalu istriku pun membersihkan sperma itu dengan mulutnya. Ia memulainya dari tangan kanan yang ia gunakan untuk memegang kontol Tito sebelumnya. Istriku pasti sangat suka dengan kontol itu.

Tapi tiba-tiba saja Jaka memegang celana istriku dan menariknya turun.

"A-apa yang kamu lakukan!?" bentak istriku.
"Aku ingin kakak coli di depan memek kakak. Boleh kan?" jawab Jaka.
"Tidak! Kan kesepakatannya bukan begitu!"
"Tapi cuma coli kok, enggak dimasukin. Jadi tidak terhitung ngentot kan?"

Awalnya terlihat istriku tampak ragu-ragu. Tapi ketika melihat kontol Jaka yang tampak begitu semangat dan sudah diarahkan tepak ke arah lubang memeknya, tatapan istriku pun berubah.

"Oke deh boleh. Tapi ingat cuma di luar! Tidak boleh dimasukin!"
"Siap kakak!"

Mendapat persetujuan, Jaka pun langsung mengocok kontolnya sendiri sambil menyentuhkan bagian kepala kontolnya ke lubang memek istriku. Sambil kadang kulihat Jaka juga iseng menggesek-gesekan kepala kontolnya di bibir memek yang sudah basah itu. Jaka mengocok kontolnya dengan semangat hingga tanpa perlu waktu lama ia sudah klimaks dan orgasme. Jaka sedikit menekankan kepala kontolnya ke lubang memek istriku dan terlihat kontolnya berkedut, tapi tak ada sperma yang keluar.

"Eh, kenapa dimasukin ke dalam?" protes istriku.
"Tenang saja kak, kan tidak masuk ke rahim kakak ini. Jadi kakak tidak akan hamil."
"Hah? Kamu yakin dengan itu?"
"Yakin dong."

Jaka pun mundur ke belakang karena kontolnya sudah melemas saat ini. Sepertinya Jaka sudah puas dengan istriku.

"Boleh aku pinjam kamar mandi? Aku ingin membersihkan sisa spermaku" tanya Jaka.
"Ya silakan. Kamar mandinya ada dibelakang dapur belok kiri" jawab istriku.
"Terima kasih, kakak cantik!"

Jaka langsung mengoper HP nya ke seseorang yang aku yakin adalah Tito. Dan kemudian terdengar kalau dia melangkah menjauh pergi.

Saat itu kamera mengarah ke memek istriku, dan terlihat ada cairan putih yang mulai keluar dari lubang memeknya.

"Pak Tito juga pengen melakukannya?" tawar istriku.

Mendengarnya membuatku kaget, dan kulihat video juga bergetar sejenak menandakan kalau Tito pun terkejut saat ini. Tito tidak menjawabnya menandakan kalau ia ragu untuk menerima tawaran istriku.

Tapi tiba-tiba saja tangan istriku meraih kontolnya dan membelainya dengan lembut.

"Tapi bukankah tidak adil jika aku melakukannya padanya tapi tidak pada pak Tito. Lagipula sepertinya kontol bapak masih keras gini."

Dan itu memang benar, kulihat kontol Tito masih berdiri tegak, meski yang terlihat di video hanya bagian kepalanya saja.

Terlihat istriku menarik kontol Tito mendekat, dan Tito tampak tidak menolak sedikitpun menandakan jauh di dalam dirinya Tito memang juga menginginkan hal itu. Kemudinya istrikupun menekankan kepala kontol Tito yang jauh lebih besar dari lubang memeknya itu ke mulut vaginanya. Kemudian ia mengocok kontol Tito dengan lembut. Perlahan kocokannya semakin lama semakin cepat. Hingga dapat kulihat kepala kontol itu hampir saja masuk ke memeknya beberapa kali. Ku dengar napas mereka berdua pun semakin memburu menandakan mereka berdua sama-sama terangsang saat itu.

"Ah aku ingin keluar~" ucap Tito.

Dan bersamaan dengan itu kulihat istriku menarik kontol Tito dan menekannya ke lubang memeknya. Dari yang kulihat, sudah pasti saat ini bagian kepala kontol Tito masuk ke dalam memeknya. Kontol Tito berkedut karena ia sedang memompakan spermanya ke dalam lubang memek istriku saat ini dengan hampir separuh bagian kontolnya telah masuk ke dalam lubang memek istriku. Aku tak yakin kalau itu masih tak terhitung ngentot, karena jelas-jelas kontolnya sudah masuk ke dalam memek istriku, dan istriku tampak menerimanya, menerima setiap semprotan sperma dari kontol Tito tanpa ada setetes pun yang keluar.

Kemudian istriku melepaskan tangannya dari kontol Tito dan Tito mencabut kontolnya. Dan sekarang aku yakin kalau memang benar hampir separuh kontolnya sudah masuk ke memek istriku. Melihat itu hatiku jadi bergejolak antara cemburu dan bernafsu. Aku bisa merasakan sakit dan sesak di dadaku, tapi di sisi lain aku merasa terangsang.

Video itu berakhir disana, tepat di saat cairan sperma Tito tampak mulai keluar dari lubang memek istriku. Putih dan kental.

Aku langsung menoleh ke arah istriku.

"A-ada apa?! Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kalau kamu kesal sejak awal sebaiknya kamu tidak pernah mengusulkannya kan?" reaksi istriku ketika ditatap olehku.

Aku tidak menjawabnya. Aku menaruh ponselnya di meja, dan kemudian menerjang istriku di atas ranjang. Aku menindih istriku dan menekannya agar ia tak bisa pergi kemana-mana. Kemudian aku melepaskan semua pakaianku.

"Sekarang giliranku!"
"Hah?"

Dan aku pun langsung menyetubuhi istriku dengan penuh nafsu saat itu. Kontolku yang sudah lama tidak bangun, kini bangkit lagi dan langsung kugunakan untuk ngentot istriku yang baru saja dinikmati oleh kedua rekan kerjaku. Akan kubuktikan siapalah suaminya yang sebenarnya dengan memuaskan memeknya yang masih basah itu.

Lalu aku pun mengentot istriku hingga malam. Hingga kami berdua lupa untuk makan malam dan tidak peduli juga karena setelahnya kami lemas dan memutuskan untuk langsung tidur. Itu adalah perasaa ngentot yang paling nikmat bagi kami.

Kuharap ketika kami bulan madu pun, kami bisa merasakannya juga nanti.

Bersambung~