XtGem Forum catalog
HomeBlog

Ini adalah kisahku, kisah tentang seorang istri yang memiliki suami dengan selera yang aneh. Panggil saja aku Mawar. Saat ini usia pernikahanku dengan suami sudah 10 tahun dan aku belum dikaruniai anak di usiaku yang mulai menginjak 30 tahun. Bahkan sejak akad pernikahan kami, baru saat ini kami ada rencana bulan madu. Rencananya kami akan berangkat minggu depan ke Bali untuk berbulan madu disana. Di pulau dewata yang menjadi surga pariwisata tanah air. Rasanya aku jadi tak sabar lagi ingin cepat-cepat berganti minggu.

Kami bisa bulan madu karena suamiku meminjam uang dari kantornya. Ya walau cara mendapatkannya agak menyesakkan dalam berbagai makna, aku tetap senang akhirnya mimpi kami sebagai suami istri bisa berbulan madu bisa terwujud.

Hari ini aku bisa mencuci dengan semangat ketika memikirkan tentang bulan madu kami. Hingga tak terasa semua cucian sudah selesai dicuci dan aku hanya tinggal menjemurnya. Biasanya ketika aku mencuci, aku hanya memakai daster dan dalaman saja, tapi saat ini dasternya sedang dicuci, jadi aku terpaksa memakai pakaian tanktopku sebagai gantinya. Tanktop dengan kerah rendah menunjukkan buah dadaku yang ranum yang terlihat jelas dari belahannya. BHku pun bisa terlihat karena tanktop ku yang terlalu terbuka. Tapi aku tak peduli. Lagipula aku berada di dalam rumahku. Untuk bawahannya pun aku hanya mengenakan celana ketat pendek semacam celana training atau apalah itu sebutannya. Dan celana dalamku kelihatan nyeplak karena saking ketatnya celana trainingku.

Setelah selesai mencuci, aku membawa cucianku itu keluar untuk dijemur. Aku mengangkat ember berisi cucian itu menuju ke tiang jemuran yang ada di samping rumahku.

"Pagi ini cerah, jadi pastinya ini akan cepat kering" gumamku sambil menjemur semua cucian itu.

Ketika selesai menjemur aku mendengar seseorang mengetuk pintu rumah sambil mengucapkan salam.

"Permisi.. ada orang di rumah?"

Aku pergi mengampirinya sambil menggerutu dalam hatiku.

"Pagi-pagi gini sudah bertamu, siapa sih?"

Tapi ketika aku sampai di depan, aku terkejut karena yang bertamu adalah rekan kerja suamiku. Kalau tidak salah namanya adalah Jaka.

"Ngapain kamu kemari?" tanyaku dengan judes.
"Maaf mengganggu. Aku kemari untuk menje-"

Dan kata-katanya pun terhenti. Matanya beralih menatap ke arah tubuhku yang memang berpakaian sedikit terlalu terbuka saat ini. Apalagi tanktop ku yang jadi basah akibat menjemur cucian, sehingga kulit belahan payudaraku juga jadi terlihat basah dan makin terlihat seksi jadinya. Setelah itu matanya bergulir melihat ke arah selangkanganku yang memakai celana ketat. Dia pasti sedang melihat celana dalamku yang nyeplak keluar.

"Woy."
"Ma-maaf, aku kemari untuk menjembut- eh maksudku menjemput senior. Seniornya bisa tolong dipanggilkan?"
"Kamu telat, dia sudah berangkat dari tadi."
"Hah?! Kenapa?! Padahal kemarin dia bilang ingin dijemput untuk ditemani menemui boss."
"Ya mana aku tahu. Jadi cepat pergi sana! Bukannya kamu akan terlambat jika terlalu lama disini."
"I-iya juga sih, tapi rasanya aku ingin lebih lama disini setelah melihat kakak."
"Hah!?"
"Ti-tidak kok, aku hanya bercanda!"
"Sudah cepat pergi sana!"

Aku mendorong keluar dari dari gerbang rumahku. Tapi tiba-tiba motor lewat dengan kecepatan tinggi dan menyerempat Jaka hingga jatuh.

"Aduh!"
"Maaf, kamu tidak apa-apa?"

Aku benar-benar terkejut. Aku tak menduganya. Dia jadi terserempet motor karena aku mendorongnya.

"Tidak apa-apa kok. Aduh! Se-sepertinya kakiku terkilir. Aku tak bisa berdiri" ujar Jaka sambil memegangi kakinya yang sakit.
"Ga-gawat, mari kita ke dalam buat mengobatinya" ajakku padanya.
"I-iya.."

Kemudian aku pun membantunya untuk berdiri dan melingkarkan tangannya ke bahuku untuk memapahnya. Aku merasa kalau saat ini dia menatapi ke arah payudaraku yang memang terpajang indah dari sudut pandangnya saat ini, dan itu membuatku risih. Tapi karena dia celaka karenaku, maka aku akan mencoba mengabaikannya sebagai ganti kesalahanku.

"Duduk disini, aku akan mengambilkan minyak untuk memijatnya."
"Y-ya."

Aku pergi ke kamarku dan mengambilkan minyak untuk pijat. Kemudian aku pun kembali ke ruang tamu dan melihat Jaka sudah membuka celananya dan hanya memakai kolor saja. Dia nampaknya sudah siap dan berharap banget untuk mendapatkan pijatan dariku, ditempat lain pastinya. Tapi harapannya sia-sia, aku takkan melakukannya. Karena minggu depan aku akan bulan madu dengan suamiku, jadi mana mungkin aku memegang kontol lain selain milik suamiku.

Aku menghampirinya dan mulai berjongkok di depan Jaka yang duduk di sofa sambil merenggangkan kakinya dengan lebar.

"Jadi bagian mana yang sakit?" tanyaku.
"A-ah.. kaki kananku."
"Kaki kanan? Bagian mananya?"
"Entahlah. Coba kakak pegang dulu. Nanti aku beritahu bagian mana yang sakitnya."

Saat ia berbicara padaku, entah kenapa matanya malah melihat ke arah yang lebih rendah. Tepatnya ke arah dadaku.

Aku mulai dari bagian pergelangan kakinya. Tapi dia menggelengkan kakinya menandakan bukan bagian itu yang sakit. Kemudian aku naik ke betisnya.


"Tidak bukan disana. Lebih ke atas lagi."

Aku menurutinya dan mulai meraba lututnya.

"Bukan kak. Bukan disana."

Aku pun beralih ke pahanya, dan aku dibuat terkejut oleh sesuatu. Karena saat ini aku bisa melihat kontolnya keluar dari lubang kaki kanan kolornya. Tepatnya kontol itu sudah tegang dan merapat dengan paha kanannya. Aku bisa melihatnya dengan jelas dari tempatku berjongkok saat ini. Dan aku yakin dia juga pasti sadar kalau aku saat ini sedang melihat ke arah kontolnya yang sedang ngaceng itu.

"Kakak?"
"E-eh, maaf, terus dimana dong yang sakitnya?"
"Ya ampun kakak ini.. tentu saja disini dong."

Dia mengatakannya sambil menuntun tanganku kemudian menyentuhkannya ke kontolnya yang sedang tegang. Tanganku langsung bisa menyentuh kepala kontolnya yang memang keluar dari lubang kaki kolornya itu. Saat menyentuhnya aku pun jadi teringat kenangan waktu aku memberikan pelayanan handjob untuknya. Aku jadi teringat dengan sensasi dari bentuk kontolnya yang panjang di tanganku ketika mengocok kontolnya waktu itu.

Tanpa sadar aku pun mengelus kepala kontolnya dengan lembut menggunakan tanganku yang sudah terlumuri minyak sebelum.

"Ah, maaf kakak! Itu kontolku! Kontolku jadi ngaceng karena melihat tubuh seksi kakak tanpa kusadari. Yang kumaksud itu pahaku."
"Eh!?"

Aku tahu dia pasti hanya pura-pura kaget saja, tapi aku beneran terkejut saat ini. Karena aku baru sadar kalau aku terbawa suasana dan malah mengelus kepala kontolnya tanpa sadar. Dan itu membuatku jantungku berdegup kencang karena malu.

"Tapi jika kakak lebih suka untuk memijat kontolku, aku tak keberatan kok. Kakak boleh memijatnya sepuasnya."
"Tentu saja kau tidak keberatan, karena aku tahu kamu memang menginginkannya dan mengharapkannya sejak tadi!" gerutuku dalam hati.

Tapi melihat kontolnya yang begitu tegang berdiri mengarah ke arahku, membuat jantungku berdegup kencang. Apa dia sebegitu tertariknya pada tubuhku sampai dia ngaceng begitu keras begitu. Aku memikirkan itu sambil tanpa sadar tanganku kembali meraih kontolnya. Dan kali ini tanganku masuk ke dalam lubang kaki kanan kolornya mengelus batang kontolnya dengan tangan berminyakku.

"Ah tangan kakak lembut sekali. Enak banget.." 
"Jangan berpikiran macam-macam. Aku melakukan ini bukan karena ingin megang kontolmu yang panjang ini. Anggap saja ini untuk meredam sakitmu ketika aku memijat kakimu nanti."
"Oh~ be-begitu ya. Kakak memang cerdas sekali~ ah mantap banget~"

Dia terlihat sangat menikmati gerakan tanganku yang mengocok kontolnya dengan lembut sambil dilumasi oleh minyak kelapa. Dan aku pun tak membenci sensasi di genggaman tanganku ketika merasakan gesekan antara kulit tanganku dan kulit kontolnya. Apalagi kontolnya panjang jadi aku bisa merasakan lebih lama setiap kali aku menggeserkan tanganku maju maupun mundur.

"Ach kakak aku pengen keluar!"

Kontolnya yang kurasa semakin keras kemudian berkedut dan menyemprotkan spermanya ke dadaku yang memang tepat berada di depannya. Semprotan demi semprotan jatuh ke payudaraku yang montok tepat kebagian belahannya seakan dia memang mengincarnya.

Setelah semprotannya berhenti, aku mulai membersihkan spermanya dengan tanktopku.

"Ah aku puas sekali. Kocokan tangan kakak memang yang terbaik."
"Sama-sama. Jadi bagaimana? Apa sakitnya sudah mereda?"
"Tidak, masih belum. Bisakah kakak melakukannya lagi?"
"Lagi? Apa maksudmu?"
"Kocok kontolku sambil sodorin ke memek kakak."
"Hah? Ka-kamu bercanda kan? Aku tak mungkin melakukannya."

Tapi tiba-tiba tangannya menyentuh selangkanganku, tepat di bibir memekku dari luar celana training ketatku.

"Tapi bibir bawah kakak sepertinya berkata lain. Memek kakak sepertinya sudah menantikannya dengan tak sabar. Sudah basah banget disini."

Dia memang benar, aku memang sudah sangat basah di bagian sana. Aku memang terangsang tanpa aku sadari ketika mengocok kontolnya. Aku tidak bisa berbohong, aku memang penasaran bagaimana rasanya jika kontolnya menghujam memekku begitu dalam dengan panjangnya.

"Mau bagaimana lagi kan, aku ini perempuan normal. Setelah melihat kontolmu mana mungkin aku tidak basah."
"Akhirnya kakak jujur juga. Kalau begitu mau merasakannya?"
"Merasakannya? Merasakan apa?"
"Merasakan kontolku pakai memek kakak."
"Hah? Ti-tidak boleh! Aku tak boleh ngentot dengan orang lain selain dengan suamiku. Kamu lupa kalau kami sebentar lagi mau bulan madu?"
"Kalau itu tenang saja. Tidak masuk ke memek kakak kok. Cukup gesek-gesek di bibirnya saja."
"Gesek-gesek? Bagaimana maksudnya?"
"Kakak buka dulu lah celananya. Nanti akan kuberi tahu caranya."

Aku pun menurutinya tanpa pikir panjang. Aku menurunkan celana training ketatku dan terlihatlah celana dalam putihku yang sudah begitu basah. Lalu setelah melepas celanaku, aku juga melepas celana dalamku. Terlihat jelas ketika aku mulai menurunkan celana dalamku, cairan semacam lendir dari memekku membanjiri celana dalamku dengan kesan lengket layaknya air liur.

"Sekarang naik ke pangkuanku sambil menghadapku."

Aku menurutinya dan naik ke pangkuannya tanpa banyak tanya. Jaka terlihat mulai menurunkan kolornya sehingga kini kontolnya mengacung ke atas mengarah ke arah memekku.

"Kamu tidak akan memasukannya kan?"
"Iya. Kakak sekarang tinggal menggerakan pantat kakak turun naik sambil menekan kontolku ke bibir memek kakak."

Aku kembali menurutinya dan melakukannya sesuai instruksinya. Dan aku pun merasakan gesekan lembut dan licin kulit batang kontolnya ke bibir memekku. Jantungku berdegup dengan kecepatan tinggi ketika aku menyadari aku saat ini sedang menggesekan kontol yang bukan milik suamiku ke memekku seakan memekku sedang kelaparan. Aku terus menggenjot pantatku sambil berpegangan ke sandaran sofa dengan tangan kiriku. Semakin lama gesekan itu semakin terasa nikmat. Aku bisa merasakan memekku mengeluarkan cairan cintanya lebih banyak dan itu terasa semakin menambah sensasi gesekan itu. Saat ini aku yakin batang kontol Jaka sudah sangat basah oleh cairan memekku.

Jaka meraih minyak di meja yang berada di sampingnya dan mulai melumuri kedua tangannya dengan minyak itu. Lalu dengan ganas Jaka menarik tali tanktopku turun, dilanjutkan dengan menarik membuka kaitan BH ku untuk melepaskan halangan baginya untuk menyentuh payudaraku. Dan kini payudaraku dengan leluasa terpajang tanpa tertutup satu helai kain pun tepat mengarah ke wajahnya. Tampak payudaraku memantul-mantul akibat gerakan menggenjotku. Tapi itu tidak lama, karena kini kedua telapak tangan Jaka menghentikannya. Mereka menangkap kedua buah dadaku yang ranum itu sambil meremasnya kuat. Dan aku pun merasakan sensasi nikmat yang berbeda ketika ia meremasnya.

Tapi Jaka tidak berhenti disitu, dia juga mulai memainkan payudaraku layaknya sebuah mainan anak-anak. Ia meremasnya, memelintir putingnya, dan juga ia memijatnya dengan tangannya yang berlumur minyak. Membuatku semakin merasa bergairah akibat rasa geli-geli nikmat dibagian atas dan bawah tubuhku secara bergantian.

Napasku mulai memburu dan aku sudah tak menahan lagi setiap desahanku.

"Ach~ ach~ sshh~"

Aku melihat ke arah payudaraku yang tampak mengkilap oleh minyak, dan kini payudaraku sedang dihisap bergantian yang kiri dan yang kanan. Aku merasakan kalau ia juga kadang menghisap kuat mereka, meski aku yakin ia tahu kalau tak akan ada susu yang keluar dari mereka.

"Ssh~ Jaka, tolong jangan keras-keras menghisapnya~ ach~ enak banget~"

Aku keceplosan mengatakannya, dan Jaka sepertinya mendengarnya. Jadi ia pun makin ganas memainkan payudaraku, sehingga aku merasa semakin tenggelam dalam kenikmatan.

"Akh kakak aku keluar lagi!"

Jaka mencengkeram kuat kedua payudaraku. Dan itu harusnya terasa sakit, tapi aku tak dapat merasakannya karena aku juga sedang merasakan sesuatu yang lain yang sangat nikmat saat ini. Aku mendekap kepala Jaka membenamkannya ke payudara yang sedang di remasnya itu.

Aku pun merasakan kedutan kontol Jaka lagi di memekku, jadi aku yakin dia sedang orgasme saat ini. Dan ia tak boleh tahu kalau aku juga sedang mengalama hal yang sama bersamaan dengannya.

Setelah selesai, aku pun turun dari pangkuan Jaka dan duduk di sebelahnya. Aku melihat ke arah kedua buah dadaku yang sekarang memiliki bekas merah akibat cengkraman jari-jari Jaka. BH yang menggantung di tangan kiriku pun kembali aku pasang untuk menutupi bekas itu. Kuharap bekasnya tidak permanen, karena saat ini meski aku sudah memakai BH dan tanktopku lagi, masih ada bekas cengkraman yang tak tertutupi.

"Mungkin nanti aku mesti ganti pakaian yang lebih tertutup nih."

Jaka menatap ke arahku sambil tersenyum.

"Jadi bagaimana kakak? Apa kakak puas dengan kontolku?"
"Tolong hentikan pertanyaanmu itu. Awas saja, jangan sampai kau menceritakan ini ke suamiku ya!"
"Tenang saja kak Mawar. Ini akan menjadi rahasia kecil kita berdua."

Aku merasa kurang yakin dengan perkataannya. Tapi kuharap dia menepatinya.

"Waaaaa!!! Ada kecoak!!!" jerit Jaka sambil berdiri dari tempat duduknya.

Aku terkejut melihat Jaka berdiri. Bukan karena tiba-tibanya, tapi karena fakta ia bisa berdiri dengan kedua kakinya yang membuatku kaget. Tanganku pun langsung melayang ke arah pipinya secara reflek dan menamparnya dengan keras hingga kudengar suaranya bergaung di ruang tamu tersebut.

"Kau membohongiku ya! Kau bilang kakimu terkilir dan tak bisa berdiri!"
"Ma-maaf!"
"Maaf saja tidak cukup. Aku harap bukan hanya kakimu yang tidak bisa berdiri. Itumu juga."
"Ampuni hamba, yang mulia! Tolong jangan doakan hamba dengan doa seseram itu!"
"Sekarang cepat keluar! Atau aakn kupotong sosismu dan kuberikan ke anjing tetangga!"
"Ba-baik!!!"

Jaka pun langsung memakai pakaiannya dengan terburu-buru.

"Cepetan!!!"
"Iiiiyyy!"

Aku mengatakannya sambil memegang pisau dapur yang kebetulan ada diatas meja dan tertancap dibuah apel. Jaka pun langsung berlari keluar dengan terbirit-birit karena ketakutan meski pakaiannya belum rapih benar.

"Aaahh.. bagaimana ini? Aku sudah ditipu untuk selingkuh dari suamiku. Kuharap ini tidak jadi masalah untuk kedepannya. Dan juga aku sepertinya harus segera membersihkan ini kalau tak mau jadi berbekas nantinya" gumamku sambil menatap ke arah karpet yang basah oleh sperma.