Duck hunt
HomeBlog

Namaku Anton, dan hari ini adalah harinya. Bisa kalian tebak? Ya, hari ini adalah hari bulan maduku bersama istriku. Akhirnya, setelah perjuangan panjang dan sekian lama masa pernikahan kami bisa melakukan bulan madu juga pada akhirnya. Dan tentu saja tempat pilihan kami adalah surganya Indonesia yaitu pulau dewata alias Bali.

"Akhirnya sampai juga di Bali!" ucapku dengan semangat.
"Tolong jangan buat malu, kamu kelihatan norak banget" gerutu istriku di belakang.

Aku menoleh ke arah istriku yang tampak malu-malu menutup tubuhnya dengan handuk.

"Ayolah, kamu sedang apa di sana? Cepat kemari!"
"Tidak. Di sana terlalu ramai."
"Namanya juga tempat wisata ya pasti ramai lah!"

Aku mulai lelah dengan istriku kemudian aku pun menghampirinya. Aku mencoba menarik handuk yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya. Tapi ia tampak tak mau melepaskannya.

"Mawar, kamu kan pakai bikini, kenapa tidak lepaskan handuknya?"
"Tidak mau! Bikini itu sama saja dengan pakaian dalam. Aku malu!"
"Tidak usah malu! Lihat bule-bule di sana itu! Mereka tidak malu meski mereka berjemur hanya memakai bikini!"
"Tidak mau! Aku malu dilihatin orang!"

Aku pun menghela napas dan menyerah.

"Baiklah, kita cari tempat yang lebih sepi. Jadi kamu tidak akan malu lagi kan kalau di tempat sepi?"

Dia mengangguk.

Lalu kami pun pergi dan menyusuri pinggiran pantai mencari tempat yang sepi yang hanya ada kita berdua, sambil memanggul sebuah payung besar dan peralatan lainnya yang kami sewa.

Akhirnya tak berapa lama kami pun menemukan tempat yang cukup sepi di ujung pantai jauh dari keramaian. Aku mulai menancapkan payung dan menggelar tikar untuk kami bersantai. Tidak lupa aku juga memasang sesuatu di tiang payung yang aku beli sebelumnya di toko online.

"Silakan duduk, tuan puteri."
"Apaan sih kamu nih, lebay deh."

Ia duduk di atas tikar yang aku gelar itu tanpa banyak bertanya.

"Lho kok belum dilepas juga tuh handuk. Katanya tadi kalau tempatnya sepi mau dilepas?"
"T-tapi kan dari sini tetap kelihatan."
"Kelihatan apanya? Lihat tuh ke mereka. Apa kamu bisa melihat mereka memakai apa?"
"Tidak lah! Jauh gini mana mungkin aku tahu mereka pakai apa?"
"Nah mereka juga lihat kamu begitu. Mana mungkin mereka bisa lihat kalau kamu pakai bikini sekarang."
"I-iya juga sih. Ya udah deh, aku buka. Kenapa sih kamu maksa banget aku pakai bikini?"

Aku punya sebuah rencana tentang itu, tapi tak mungkin aku mengatakannya padanya sekarang kan. Aku sengaja membeli bikini itu dari toko online khusus untuk rencanaku ini.

"Tidak apa-apa. Aku cuma pengen lihat bagaimana seksinya sih istriku ketika pakai bikini" jawabku sambil tersenyum.

Ia menatap sedikit curiga padaku, tapi kemudian ia menghela napasnya tampak mencoba untuk mengabaikannya.

"Ah aku lupa!" ucapku.
"Lupa apa?" tanya istriku.
"Sebentar ya!"

Aku kemudian bergegas pergi kembali ke kios-kios pinggir pantai. Tapi ketika sampai ternyata antriannya panjang banget. Sudah seperti mengantri tiket mudik saja. Padahal aku sudah haus ingin membeli minuman dan makanan buat teman berjemur.

"Excuse me!"

Tiba-tiba saja ada seseorang menepuk pundakku. Aku pun menoleh ke belakang.

"Aku sudah bilang excuse me kenapa diam saja?"

Aku terkejut ketika melihat seorang perempuan bule tampak cemberut kepadaku.

"Ma-maaf, aku tak mengerti bahasa inggris" jawabku.

Tapi aku terkejut lagi ketika melihat ke arah badannya. Dia mengenakan bikini yang begitu tipis dan sama sekali tak berguna menutupi badannya. Karena dengan sekali lihat saja aku sudah bisa terbayang bagaimana tubuh telanjangnya saat ini. Apalagi bau keringatnya yang tercium ke arahku karena posisi kami yang begitu dekatnya, entah kenapa membuatku jadi terangsang. Tanpa sadar, kontolku jadi tegang.

Ini aneh, aku sulit tegang kalau melihat istriku, tapi kalau melihat perempuan lain aku bisa terangsang dengan mudahnya.

"Begitu ya. Ya udah, kamu, bisakah kamu memberikan tempatmu untukku?"
"Tempatku?"
"Ya, tempat mengantrimu itu. Aku sedang buru-buru nih!"

Curang sekali. Aku juga sedang buru-buru. Memangnya hanya kamu saja yang punya urusan di sini? Tapi tentu aku tidak mengatakan hal itu karena jika aku mengatakannya aku tahu akan bagaimana jadinya.

"Ada apa kamu menatapku seperti itu?" tanyanya sambil menatap curiga.
"Bu-bukan apa-apa kok. Silakan kalau kamu mau ke depan" jawabku.
"Oh terima kasih" balasnya.

Ketika ia berpindah ke depanku aku baru sadar bodohnya aku membiarkannya mengambil tempatku begitu saja karena rasa gugupku setelah dipelototi olehnya. Aku pun memelototinya karena kesal dia mengambil tempat mengantriku. Namun ketika menatapnya aku sadar kalau ternyata punggungnya yang agak kecoklatan khas bule berkulit eksotis kini terpajang di hadapanku.

Aku menelan ludahku.

Aku melihat punggung itu begitu mulus dan tak tertutup oleh apapun. Hanya ada tali tipis di tengkuk dan punggungnya yang tak lain adalah tali BH bikininya. Punggungnya terbuka hingga ke bagian pantatnya yang buah pantatnya juga tampak terpampang bebas padaku.

Di depanku saat ini seakan ada surga godaan yang begitu menakjubkan. Aku ingin mengelusnya tapi takut nanti dia akan berteriak dan akhirnya ditangkap petugas penjaga pantai karena perbuatan asusila. Pada akhirnya aku hanya menahan diri dan menelan lagi ludahku yang seakan hendak meluber dan menetes dari mulutku.

Tapi buah pantatnya yang montok membuatku tak tahan untuk selalu menatap ke arahnya. Begitu montok dan berkilau karena keringat. Hingga aku pun baru tersadar ternyata kontolku sudah tegak berdiri dibalik celana renangku seolah siap menerjang masuk ke antara gundukan empuk itu.

Aku mencoba sedikit mundur kebelakang untuk menjauh supaya kontolku tidak menyentuh pantatnya secara tak sengaja. Karena aku tahu bakalan bagaimana hasilnya.

"Heh, kenapa mundur! Maju lah!"
"Iya nih! Kenapa malah mundur sih!"

Rupanya di belakangku sudah ada orang lain juga. Dan mereka mendorongku supaya lebih merapatkan barisan antriannya. Alhasil, kontolku langsung menyentuh pantat montok di depanku. Langsung ke belahan pantat itu dan menggeseknya ke atas. Dan dapat kurasakan tepukan pantat empuk itu ke pangkal pahaku.

"Awas, kalau mundur lagi!"
"Iya nih!"

Entah aku harus kesal atau berterima kasih atas perbuatan mereka, tapi saat ini aku sedang dalam situasi darurat nikmat yang bisa saja membuatku berakhir di kantor polisi. Aku bisa merasakan kalau bule di depanku ini tersentak ketika tersentuh kontolku, tapi setelahnya dia tak melakukan apa-apa.

Ini aneh.

Mungkin dia tak mempedulikanku karena punyaku terlalu kecil untuk dianggap kontol olehnya. Dan dia pun mencoba mengabaikannya. Tapi membayangkan hal itu tentu saja membuatku sedih sebagai laki-laki.

Tiba-tiba terbesit ide di kepalaku untuk menggosokkan kontolku ke belahan pantat itu. Aku tahu ini beresiko, tapi jiwa laki-laki penantang dalam diriku terus mendesakku untuk melakukannya. Hatiku dipenuhi oleh kegundahan saat ini. Aku harus bagaimana?

Sekarang atau tidak sama sekali!

Itulah hal yang terucap dalam hatiku ketika mulai menggesekan kontolku ke belahan pantatnya itu. Pantatnya yang kencang dan berkeringat aku jepitkan ke kontolku yang menggosoknya dari balik celana dengan menggunakan tanganku. Rasanya nikmat sekali. Sensasi menggesek pantat perempuan bule, ini pertama kalinya aku merasakannya.

Aku melirik ke sekitarku, nampaknya tak ada yang menyadari perbuatanku. Karena antrian 3 baris itu cukup rapat sehingga sulit untuk melihat bagian bawah satu sama lain.

Ketika antrian maju aku tidak melepaskan kontolku dari belahan pantatnya. Dan perempuan bule ini pun tampak tak merespon dan terus mengabaikan perbuatanku.

Aku mulai terpikir untuk melakukannya lebih jauh. Aku mengeluarkan kontolku dari celana renangku dan kemudian aku mengarahkannya ke selangkangannya. Kemudian aku menggesek memeknya dari balik CD bikininya menggunakan kontolku yang sudah tegang penuh. Dan rasanya sangat nikmat, apalagi ketika kontolku juga menggesek kedua belah pahanya yang terbasahi oleh keringat.

"Ini menakjubkan. Bahkan ini belum masuk ke memeknya tapi sudah terasa begitu enak. Tubuh bule memang maknyos!" ucapku dengan suara berbisik.

Kurasakan kalau kontolku mulai basah dan licin. Mungkin karena terlumuri oleh keringatnya. Namun itu semakin membuat gesekannya ke memek dan paha yang menjepit kontolku terasa lebih nikmat. Tanpa sadar aku memegangi pinggangnya dan daripada menggerakan pinggulku yang memiliki jarak gerak lebih sedikit, aku memutuskan untuk menggoyangkan pinggul perempuan bule ini dengan tanganku. Lagipula mengherankannya aku tak merasakan perlawanan dari perempuan yang satu ini.

Tiba-tiba aku merasakan seperti ada sesuatu yang bergerak diantara kontolku dan memeknya. Lalu yang terasa setelahnya seperti kontolku sekarang menggesek kulit. Kulit yang basah dan empuk. Rasanya semakin nikmat hingga aku merasa seperti beneran ngentot, walau aku yakin kontolku tak benar-benar masuk ke memeknya.

"Ah, gawat, aku sudah gak tahan.."

Aku pun menarik pinggulku dan menghujamkannya lagi dalam-dalam menghimpit pantatnya yang kenyal dan basah oleh keringat itu sebagai 'serangan' terakhir.

Dan sperma ku pun menyemprot deras keluar dari kontolku.

Aku tetap menempelkan pangkal pahaku pada pantatnya itu untuk beberapa saat untuk merasakan sensasinya lebih lama. AKu merasakan ujung kontolku begitu hangat.

"Tunggu sebentar.." pikirku.

Aku baru sadar kalau ujung kepala kontolku terasa seperti masuk ke dalam suatu lubang yang empuk dan hangat. Aku baru ingat kalau tubuhku agak berjongkok ketika menghujamkan kontolku ke sela pahanya. Bisa jadi kalau saat ini kontolku masuk ke dalam..

..memek.

Kalau begitu saat tadi spermaku menyemprot masuk ke dalam memeknya.

Menyadarinya, seketika kontolku mengeras lagi. Tapi sekarang buru-buru kutarik ketika kulihat dia mulai menoleh ke arahku.

"Kamu berani juga ya melakukannya di tempat seperti ini. Aku tak pernah tahu ada pria indonesia yang sepertimu sekarang.." ucapnya sambil membenarkan CD bikininya.

Mati aku. Dia pasti akan melaporkanku setelah ini.

"S-sorry!" ucapku kemudian kabur.

Aku berlari keluar dari antrian karena aku merasa seperti kalau baru saja adalah alarm bahaya untukku. Aku berlari sekuat tenaga dan kembali ke tempat istriku berada.

Ketika sampai aku mendapati kalau istriku sedang berjemur terkurap di atas tikar. Aku juga melihat banyak jejak kaki disekitarnya. Mungkin tadi dia didatangi beberapa orang yang datang untuk menggodanya. Aku tidak heran lagipula saat ini istriku memakai bikini yang seksi yang tak kalah seksi dengan yang dipakai oleh perempuan bule tadi.

"Kamu habis darimana saja?" tanyanya tampak kesal padaku.

Moodnya pasti sedang buruk. Tapi kenapa?

"Ma-maaf, tadi ada suatu masalah. Antriannya panjang banget. Jadi aku memutuskan untuk kembali aja. Ada apa? Apa yang terjadi? Kok kamu tiba-tiba ngambek gitu?"
"Tak usah sok perhatian. Perhatianmu sudah terlalu berlebihan hari ini. Jadi terima kasih, tak usah perhatian lagi."
"Eh, apa maksudnya?"

Aku tak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi?

Aku duduk di sebelahnya dan kuambil HP ku dari dalam tasku. Aku pun terkejut ketika melihat isi di dalam HP ku saat membuka notifikasi di sana.