HomeBlog

Ini adalah kisah ketika kami berbulan madu di Bali. Pada suatu malam aku dan Mawar istriku melakukan jalan-jalan malam di Bali. Dan ketika sedang jalan-jalan, kami bertemu dengan pasangan suami istri bule yang tampak sedang bermesraan, berjalan sambil berpegangan tangan menuju ke sebuah tempat hiburan malam.

"Eh sayang, kita nyobain itu yuk!" ajakku.

"Jangan ah, kayaknya mahal" tolak Mawar.

"Gak usah khawatir, kita kan masih ada uang bulan madu kita yang belum terpakai. Sekali-kali gak apa kan coba tempat hiburan mahal? Lagipula kapan lagi kita bisa merasakannya kalau bukan sekarang?" bujukku.

Mawar tampak sedikit ragu buat menjawab.

"Ayolah, boleh ya.. boleh ya.."

Aku merengek padanya seperti seorang anak kecil.

"Iya-iya deh."

Setelah mendapat persetujuannya, aku pun dengan girang langsung menariknya masuk ke dalam tempat hiburan itu. Sesampainya di dalam, aku dikejutkan dengan keadaan yang begitu gelap di sana walau banyak lampu berkelap-kelip yang menyilaukan memancar ke segala penjuru.

Sebuah musik remix diputar keras di dalam hingga bagi yang pertama kali masuk ke tempat ini seperti kami maka sudah dipastikan kami akan langsung menutup telinga karena kebisingannya.

"Berisik banget sih disini!"

"Hah! Kamu bilang apa?"

"Di sini berisik banget!"

Aku tak bisa mendengar dengan jelas keluhan istriku karena kalah oleh suara musiknya.

Kami bergerak ke arah bar, dan duduk di bar karena di sana musiknya tak begitu keras. Kami mencoba memesan minuman, tapi nama-nama minuman di daftar menunya sama sekali tidak kami mengerti. Dan karena takut salah pesan kami berdua pun menutup daftar menu dan menghela napas kami.

Saat itu, tiba-tiba saja pasangan bule yang sebelumnya kami lihat masuk sebelum kami kini datang menghampiri kami. Mereka duduk di samping tempat duduk kami.

"Kalian baru pertama kali di sini?" sapa sang laki-laki bule bertubuh tinggi besar.

"Y-ya.." sahutku sambil mengangguk.

Aku terkejut dan tak bisa menjawab selain kata itu karena mendengar ia cukup fasih berbahasa Indonesia. Selain itu dia juga membawa seorang wanita yang kelihatannya tak asing bagiku. Dan ia menatap kearahku dengan tatapan tajam.

"Begitu ya. Sepertinya kalian bermasalah dengan minuman yang hendak kalian pesan. Mau aku pesankan minuman yang enak?"

Pertanyaan laki-laki yang kelihatannya adalah suaminya itu membuyarkan konsentrasiku kepada sang istri yang sedang menatapku tajam itu.

"B-boleh saja, kalau tidak keberatan.."

Aku menjawab dengan terbata-bata karena takut apa yang kulakukan sebelumnya pada istrinya ketahuan. Karena ternyata istrinya itu adalah bule yang mengantri denganku sebelumnya. Yang ceritanya bisa kalian baca di part-part sebelumnya.

Bule itu kemudian memesankan minuman ke bartender, dan tak berapa sang bartender menyajikan sebuah minuman di gelas pendek dengan sebutir es

"Silakan dicoba, ini adalah minuman yang aku rekomendasikan."

"T-terima kasih.."

Merasa tak enak karena sudah dipesankan, aku dan istriku pun mencoba untuk meminum minuman tersebut. Dan baru seteguk, aku hampir dibuat terbatuk-batuk karena rasanya alkoholnya terlalu kuat untuk sekelas minuman keras. Aku yang bisa minum di warung dan tempat tongkrongan baru pertama kalinya merasakan yang begini.

Aku melirik ke arah si bule yang juga meminum minuman yang sama seperti kami, dan ia terlihat biasa saja ketika meminumnya.

"Ah.. bagaimana? Enak kan minumannya?"

"Y-ya.."

Aku tak mungkin menjawab tidak, karena itu pasti akan membuatnya tersinggung karena itu adalah minuman yang dipesankannya untuk kami.

Aku melirik ke arah istriku yang tampak terduduk lemas.

"Kamu kenapa?"

"T-tidak apa-apa. Cuma pusing saja."

Dia pasti sudah terkena efek minuman keras ini.

"Kalau kamu gak kuat, hentikan saja. Biar nanti aku yang habiskan."

"T-terima kasih.."

Kemudian aku pun meneguk semua yang ada di gelasnya menyisakan sebutir es saja di dalam gelas tersebut. Lalu setelah itu aku juga meneguk habis yang ada digelasku sendiri. Beruntung aku lumayan berpengalaman dalam minum-minuman jadi aku cukup tahan dengan alkohol. Tapi meski begitu tetap saja perbedaan kualitas minuman membuatku langsung merasa pusing meski baru 2 gelas.

Aku melirik ke arah pasangan bule disebelahku, kulihat mereka sedang mengobrolkan sesuatu dan tak berapa lama sang istri tampak bangkit dan pergi meninggalkan suaminya.

Saat itulah aku tak ingat lagi apa yang terjadi setelahnya.

Ketika aku sadar aku samar-samar melihat seorang perempuan sedang berjoget dikelilingi laki-laki yang juga berjoget disekitarnya.

Perempuan itu tampak berjoget sambil dipeluk dari belakang oleh seorang laki-laki berbadan tinggi besar. Pakaian disingkapkan ke atas, dan ditutupkan ke kepalanya sehingga aku tak melihat wajahnya. Yang kulihat malah toketnya yang masih tertutup BH itu terpajang bebas ke para lelaki di sekitarnya. Roknya pun diangkat ke atas dan diikat dengan ikat pinggang supaya tidak jatuh menutupi selangkangannya yang kini hanya terbalut CD itu.

Para lelaki yang berjoget di sekitarnya tampak mengelusi kulit mulus tubuh perempuan itu.

Beberapa saat setelahnya mereka mulai berani menjamah payudaranya dan menarik BH perempuan itu sehingga buah dada ranum itu kini terpampang dengan indah kepada mereka.

Karena itu setelahnya mereka semakin berani untuk meremasi dada itu dan memelintir putingnya, bahkan ada pula yang menghisap dan menjilatinya.

Yang membuatku lebih terkejut, ternyata mereka mulai semakin berani. Karena saat ini mereka sudah membuka celana-celana mereka dan mengocok kontol mereka sambil menjamah tubuh seksi dihadapan mereka dengan tangan dan mulut mereka. Lebih dari itu, ada juga yang berani mengeluskan kontol mereka ke paha perempuan itu dan bahkan mengarahkan tangan sang perempuan untuk menggenggam kontol mereka dan mereka gerakan untuk mengocok kontol-kontol ngaceng mereka.

Dan mereka melakukan semua itu seolah seirama dengan musik yang ada.

Namun yang anehnya, si laki-laki yang memegangi si perempuan dibelakang tampak tak keberatan perempuannya di jamah oleh orang-orang. Di tambah ia berjoget dengan terus menempel kepada si perempuan. Dan tangannya sampak seperti sedang menekan pangkal paha si perempuan supaya pantat si perempuan menekan kuat ke selangkangannya.

Aku mulai menduga ada sesuatu yang aneh dengan itu.

Dan dugaanku ternyata benar, ketika kaki perempuan itu dibuka lebar, alias dibuat sedikit mengangkang, aku bisa melihat sebuah kontol besar sedang menerobos lubang memek si perempuan dan CD nya tampak sedikit tersingkap ke samping.

Kontol itu bergerak keluar masuk dengan lembut di memek yang tampak terlalu sempit untuknya itu.

Dan gerakannya pun berubah, sudah bukan seperti gerakan berjoget lagi. Lelaki yang dibelakang perempuan seperti sedang menggenjot sang perempuan.dengan ganas. Itu adalah gerakan mengentot. Dan perempuan itu tampak merespon dengan memaju mundurkan pantatnya.

Mereka pasti sudah tak bisa menahan diri lagi mengentot diam-diam dan lebih memilih frontal.

Setelah itu aku tak ingat lagi karena aku terlalu mabuk untuk menjaga kesadaranku.

Saat tiba-tiba aku teringat, aku langsung terperanjat dan menoleh ke arah Mawar. Dan aku pun melihat Mawar masih tertidur di sana.

"Ah.. ternyata bukan Mawar ya.."

Aku pun bingung aku harus merasa lega atau kecewa. Tapi aku terlalu lelah untuk memikirkannya, aku pun membawa Mawar pulang kembali ke hotel bersamaku.

"Mungkin.. itu cuma mimpi."



XtGem Forum catalog